Dari pendidikan ini kemudian diteruskan ke pendidikan tebu ireng yang diasuh oleh Kyai Hasyim asy’ari. Waktu Kyai Romly Tamim sudah ikut membantu sebagai tenaga pengajar, Kyai Hasyim Asy’ari mulai menaruh simpati dan sayangnya kepada tenaga baru tersebut. Dari sisnilah simpati itu berlanjut sehingga pada tahun 1923 Kyai Romly Tamim diambil menantu oleh Kyai Hasyim Asy’ari mmendapatkan Nyi Azzah Dalam perkawinan ini tidak membuahkan satu anakpun.
Seusai pengabdiannya di Tebu Ireng dan setelah merasa gagal pada perkawinan pertama beliau nikah lagi dengan putri desa besuk Jombang yang bernama Nyi Maisyaroh. Perkawinan ini menghasilkan putra Ishomuddin yang telah kembali ke Rahmatullah dan Musta’in Romly. Sepeninggal Nyi Maisaroh belaiau nikah dengan Nyi Khodijah hingga berputra : A. Rifa’I, Sonhaji, A. Dimyati, Moh Damam Hury dan Tamim.
Diakhir hayatnya beliau sebagai Al – mursyid Thoriqot Qodiriyah Wannaqsabandiyah menggantikan kedudukan KH Cholil selama perjalanan hidup ia sempat menulisdan menyususn buku – buku pegangan Thoriqot antara lain Risalatul Waqiah, Risalah Solawat Nariyah, Tsamratul Fikriyah dan Istighosa. Allah SWT memanggil kembali ke alam sana pada 16 Romadhon 1377 atau 16 April 1958.
Salah satu karomah KH.Muhammad Romly Tamim
Pasti kita semua tahu bahwa KH.KHOLIL Bangkalan adalah sosok ulama' besar yang penuh dengan karomah-karomah.KH.Romly Tamim peterongan adalah salah satu murid beliau yang juga menjadi ula' besar pula.Kìsah ini diceritakan oleh KH.SONHAJI MAHFUD mojosari.Sewaktu Kyai Romli menjadi santri Kyai Kholil,pernah suatu hari beliau dipanggil oleh gurunya.''Romli,ali-aline nyai mu logor nang kakus le,tolong golekono,terus kekno aku''(Romli,cincin istriku jatuh ke dalam wc,tolong cari dan berikan padaku),ucap Kyai Kholil kepada Kyai Romli.Sebagai santri,Romli muda-pun bergegas masuk ke wc dan mencari cincin tersebut dan alhasil setelah beberapa saat cincin itupun telah ditemukan.Dengan perasaan senang,Romli muda-pun langsung menemui gurunya dan memberikan cincin itu dengan tangan kanannya.Kyai Kholil malah marah,dan mengambil cincin itu lalu membuangnya lagi ke dalam wc,lalu beliau berkata''hai Romli,aku menyuruhmu mencari cincin itu dengan mulutmu,bukan dengan tanganmu,maka dari itu carilah lagi cincin tersebut,dengan rasa ikhlas dan penuh rasa tawadhu',Romli muda-pun menyelami wc dengan wajahnya dan mencari cincin itu.Dan ALHAMDULILLAH cincin dapat ditemukan.Dengan menggigitnya,Romli muda langsung memberikan kepada Kyai Kholil.Dengan perasaan haru,Kyai Kholìl berkata kepada Romli muda.''mandilah kamu,bersihkan dirimu lalu pulanglah ke rumahmu,kamu telah ditunggu oleh santri-santrimu''.Subhanalloh,ini adalah kisah yang patut diteladani,bagaimana rasa tawadhu' santri kepada seorang
syekh yang besar dan dapat mengantarkan KH.Romly Tamim muda menjadi Kyai besar dan penuh karomah serta menjadi seorang guru thoriqot..Wallohu a'lam.